Dalam kurikulum 2013
nanti beban guru membuat silabus pembelajaran hilang, artinya Guru tidak akan
disibukkan lagi untuk membuat silabus pada satuan pendidikannya masing-masing.
Dengan demikian guru akan lebih fokus pada pemahaman dan penguasaan materi
pembelajaran bahkan buku sumberpun akan didropkan ke sekolah-sekolah baik untuk
siswa maupun untuk pegangan guru.Hal ini mungkin akan sangat membantu bapak/ibu
guru, sehingga tidak lagi seperti kurikulum sekarang (KTSP) yang disusun oleh satuan
pendidikan masing-masing, tapi pada kenyataannya, maksud mengembangkan kreatifitas
guru tersebut tidak mudah untuk dilaksanakan karena memang bukan sesuatu yang
mudah untuk membuat silabus, sehingga guru dipusingkan dengan segudang beban
yang tidak mampu dilaksanakan, ironisnya lagi guru lebih repot mendiskusikan
perangkat pembelajarannya ketimbang mendiskusikan materi yang akan diajarkan. dampak
positif dari kurikulum 2013 itu nanti, adanya keseragaman perangkat
pembelajaran seperti silabus, rpp, buku sumber dll.sehingga guru tidak lagi dipusingkan
dengan kegiatan penilaian-penilaian yang soalnya dibuat oleh team kabupaten
seperti di Lombok Timur karena buku sumber yang dipakai oleh team pembuat soal
sama dengan buku yang dipakai di semua sekolah.
Mengutip apa yang
disampaikan Mendikbud M.Nuh ketika menyampaikan materi kurikulum 2013 di
universitas Islam Malang (Unisma). M.Nuh menyampaikan siapapun yang pernah
mengajar baik guru maupun dosen tentu sudah mengalami bahwa bukan hal yang
mudah menyusun silabus.
Menyusun silabus itu
rumit dan penuh konsekwensi.Disamping menuliskannya, mencari buku-bukunya,
mempraktekkannya sampai kepada mengevaluasinya. Kedepan Guru tidak lagi derepotkan
mencari buku-buku apalagi menjual buku di sekolah, guru tinggal mengajar
saja.Karena itulah kurikulum 2013 meningkatkan efektivitas pembelajaran.